BAB 1
PENDAHULUAN
Pemerintahsebagai ilmu mempunyai sifat umum dan universal dalam arti memiliki unsure-unsur yang sama dan kapanpun ilmu pemerintahan diterapkan. Dengan adanya pengaruh lingkungan sekitarnya, banyak para ahli mulaitertarik untuk pempelajari dan mempergunakan metode pendekatan yang analogdengan cabang ilmu Biologi, yaitu Ekologi yang mempelajari pengaruh hubungan timbale balik antara alam sekitarnya dengan bio-organisme. J.Wbews dengan metode tersebut menyelidiki ekologi manusia.
Dalam pokok bahasan ekologi pemerintahan akan di bahas pengertian ekologi, hubungan ekologi dengan pemerintahan,pengaruh ekologi dengan pemerintah.
A. Pengertian
Ekologi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Oikos yang artinya rumah tangga dan logos adalah ilmu. Berkaitan dengan study pemerintahan, maka prinsip ekologi dapat di analogkan bahwa pemerintahan sebagai organisme yang mempunyai hubungan pengaruh timbale balik dengan lingkungan hidupnya. Setelah mengetahui pengertian pemerintahan maka kita juga perlu memahami apa itu pemerintahan. Pemerintahan berasal dari kata perintah yang berarti menyuruh dan berasal dari bahasa inggris yaitu steer yang artinya mengemudikan. Jadi pemerintahan dapat di artikan ilmu yang mempelajari bagaimana mengemudikanorang yang baik. C.F Strong (dalam Ermaya Suryadinata, 1993:8) mendevinisikan pemerintahan dengan menekankan pada kekuasaan untuk memelihara perdamaian dan keamanan serta memaksakan hokum. Sedangkan W.S Sayremembuat devinisi “Government” is best defined the organized agency of the state, expressing and exercising its authority : yang artinya pemerintahan adalah lembaga Negara yang terorganisir yang memperlibatkan dan menjalankan kekuasaanya.
Jadi dalam hal ini pemerintahan erat sekali dengan kekuasaaan, dapat dikatakan pemerintahan tanpa kekuasaan maka tidak dapat berfungsi. Dalam arti sempit pemerintahan adalah pelaksanaan urusan Negara oleh eksekutif. Sedangkan dalam arti luas adalah eksekutif, legislative dan yudikatif. Ekologi di kenal sebagai perbendaharaan kata a.n terutama melalui tulisan-tulisan seorang Profesor havard, John M. Gaus(1894-1969), setelah seorang pelopor a.n; ia menguraikan ekologi dengan serangkaian perkuliahan kesohornya di Universitas Alabama tahun 1954, dan selanjutnya terbit dengan judul : Reflectins on Public Administration:.Gaus mengajar ilmu politik tidak lama setelah perang dunia I. Kepedulian Gaus terhadap Ekologi pemerintahan didorong oleh hirauan khusus terhadap perubahan.
B. Hubungan Ekologi Dengan Pemerintahan
Wilson dan Goodnow mengemukakan bahwa setiap pemerintahan mempunyai dua fungsi pokok, yaitu;
• Politik, segala sesuatu yang berhubungan dengan pernyataan kehendak dari pada Negara(Legislatif).
• Pemerintahan, segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan kehendak tersebut(Eksekutif).
Namun kedua fungsi tersebut tidak boleh dipisahkan secara paksa. Keduanya merupakan bagian yang integral dan independent dari pada proses pemerintahan. Asas pembagian ini hanyalah berarti bahwa golongan politisi mengkhususkan diri pada soal-soal pembuatan kebijakan sedangkan golongn pemerintahan mengkhususkan pada bidang pemerintahan. Untuk menjelaskan hubungan Ekologi dengan pemerintahan , pertama-tama perlu diperhatikan tinjauan ekologisnya, yang menghitungkan lingkungan dan kedua melihat pemerintah sebagai system yang terdiri dari input, proses, output dan feedback atau umpan balik. Sebagai suatu system pemerintahan mempunyai lingkungan, masukan-masukan, proses-proses dan keluaran-keluaran dan umpan balik dari sebuah reaksi input dan proses tersebut.
BAB II
HUBUNGAN EKOLOGI PEMERINTAHAN DENGAN MANAJEMEN STRATEGIS
A. Manajemen Strategis
Dalam semua organisasi, manajemen strategis meliputi aktivitas yang berlangsung terus-menerus dengan pola aktifitas siklus, dari kegiatan analisis lingkungan sampai pada kegiatan mengevaluasi dan mengawasi. Kelompok manajemen strategis menganalisis lingkungan eksternal (peluang dan tantangan organisasi) dan internal (kekuatan dan kelemahan organisasi).
B. Lingkungan Organisasi (Pemerintahan)
Setiap organisasi dapat membuat banyak keputusan strategis, tapi umumnya hanya membuat satu rencana strategis. Rencana strategis itu menyeluruh, berjangka waktu tertentu dan dijabarkan dalam angka-angka, waktuserta biaya. Sebagaimana telah di ungkapkan bahwa salah satu aspek yang penting dalam manajemen strategis adalah factor lingkungan, yaitu factor-faktor di luar organisasi. Dalam rangka mengantisipasi lingkungan yang berubah-ubah, manajemen strategis harus mampu melakukan analisis dan diagnosis yang cermat tentang lingkungannya. Menurut Suwarsono (1994: 24) lingkungan eksternal memiliki sifat tidak dapat dikendalikan, dan manajemen tidak memiliki kendali manajerial. Dalam menganalisis lingkungan internal dan eksternal dapat digunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan tidak regular, regular dan pendekatan kontinyu.Dengan demikian lingkungan eksternal dan internal dengan tiga pendekatan itu dapat dilakukan:
• Identifikasi dan seleksi variable.
• Manajemen berusaha mengetahui karakter masing-masing indicator.
• Manajemen mengetahui implikasi manajerial, langsung maupun tidak langsung.
• Manajemen merumuskan berbagai antisipasi strategi, yaitu menyiapkan berbagai kemungkinan tanggapan yang di perlukan.
BAB III
PERILAKU PEMERINTAHAN
Untuk memahami perilaku pemerintahan maka dapat digunakan teori perilaku manusia dalam lingkungan organisasi pemerintahan.Karakteristik pribadi manusia dibentuk dari nilai agama, etnis dan tradisi. Nilai agama sangat besar pengaruhnya pada kepribadian manusia. Soekanto (1991:207) mengatakan bahwa berbagai agama dan mazhab-mazhab dalam agama akan melahirkan kepribadian yang berbeda dari setiap umat manusia. Menurut Salvatore (dalam Gibson, 1992:63) bahwa etnis dapat mempengaruhi kepribadian manusia, kecenderungan dan perangai sebagian besar di bentuk karena keturunan. Siagian (1991:54) berpendapat bahwa keturunan ini adalah segala sesuatu hal yang dibawa sejak lahir dan bahkan merupakan warisandari kedua orang tuanya, misalnya sifar marah dan kecerdasan. Selain itu karakteristik manusia dapat pula dipengaruhi oleh kebudayaan dan tradisi mereka. Davis (1992:46) berpendapat bahwa orang-orang belajar bergantung pada budaya. Budaya memberikan stabilitas dan jaminan bagi mereka, karena dapat memahami hal-hal yang sedang terjadi dalam masyarakat dan mengetahui caa menggapainya.
Pengalaman masa lalu juga berpengaruh terhadap kepribadian manusia. Siagian (1991:660) menyatakan, yang di maksud dengan pengalaman masa lalu adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa yang di laluinya dalam perja;lanan hidupnya. Setelah di uraikan ada tiga komponen pokok yang mempengaruhi perilaku manusia yang di bawanya kedalam organisasi. Dilain pihak organisasi di pengaruhi pula oleh tiga komponen, yaitu: keadaan lingkungan, teknologi/ kemampuan, dan strategi.
Tugas Individu Dosen Pembimbing
Ekologi Pemerintahan Dr. Drs. H. Azam Awang, M.Si
RESUME EKOLOGI PEMERINTAHAN
Oleh:
PRIYO HANIS : 087310408
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2011
DAFTAR PUSTAKA
Adimihardja, Kusnak. 1983. Kerangka Studi Antropologi Sosial Dalam Pembangunan. Bandung : Tarsito.
Adiwikarta, Sudardja. 1991. Beberapa Issue Sosiologi Tentang Masyarakat yang Sedang Membangun. Bandung : Program PascaSarjana UNPAD.
Garna, Judistira K. dan Rustam A. Sani. 1990. Antropologi Sosiologi di Indonesia dan Malaysia Teori Pengembangan dan Penerapan. Malaysia: UKM.
Garna, Judistira K. 1992. Teori-teori Perubahan Sosial. Bandunng : Pascasarjana UNPAD
Koentjaraningrat. 1992. Kebudayaan, Mentalitas dan Pengembangan. Jakarta: P.T. Gramedia.
Rusidi. 1993. Metode dan Teknik Penelitian Ilmu-ilmu Social. Bandung: Program Pascasarjana UNPAD
Santoso, Priyo Budi. 1993. Birokrasi Pemerintahan Orde Baru, Perspektif Kultural dan Struktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sufian. 1995. Administrasi Organisasi dan Manajemen. Pekanbaru: UIR Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar